![]() |
Bumi. Kredit: NASA/Wikimedia Commons |
Info Astronomy - Siapapun yang melihat jarum kompas selalu
menunjuk ke Utara mungkin mengira bahwa medan magnet Bumi adalah
konstan. Tapi ternyata tidak. Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa
perubahan sedang terjadi. Kutub magnetik Utara telah bergerak sejauh 40
km/tahun. Adakah efek negatifnya?
Selain medan magnetik bergeser, para ilmuwan juga menemukan bahwa medan magnetik global telah melemah 10% sejak abad ke-19.
Sebuah studi baru oleh satelit Swarm milik European Space Agency (ESA) mengungkapkan
bahwa perubahan dapat terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan
sebelumnya. Dalam peta data di bawah ini, biru menggambarkan di mana
medan magnet Bumi lemah dan merah menunjukkan daerah medan magnetik yang
menguat:
![]() |
Data perubahan medan magnetik Bumi. Kredit: ESA |
Data dari Swarm, dikombinasikan dengan pengamatan dari satelit CHAMP dan
Ørsted, menunjukkan dengan jelas bahwa medan magnetik telah melemah
sekitar 3,5% di lintang tinggi Amerika Utara, sementara itu hanya
menguat sekitar 2% di Asia.
Area medan magnetik terlemah--disebut South Atlantic Anomaly--telah
pindah terus ke arah Barat dan melemah sekitar 2%. Perubahan ini telah
terjadi selama periode yang relatif singkat antara 1999 hingga
pertengahan 2016.
Medan magnet Bumi melindungi kita dari badai Matahari dan radiasi
kosmik. Kekurangan medan magnet berarti menyebabkan lebih banyak radiasi
dapat menembus atmosfer planet kita. Hal ini dapat berdampak buruk bagi
penghuni Bumi, tapi para ilmuwan ESA memperkirakan hal yang benar-benar
buruk tidak akan terjadi sampai 100 tahun ke depan.
Dampak lain, medan magnet Bumi melemah bisa merusak teknologi yang ada
jika badai Matahari menghantam. Medan magnet yang melemah sendiri akan
mengganggu banyak spesies yang mengandalkan geomagnetik untuk navigasi,
seperti lebah, salmon, paus, dan penyu.
Namun perubahan medan magnet Bumi kali ini tidak akan menyebabkan kutub
Bumi terbalik seketika atau dalam waktu dekat. Terbaliknya kutub,
menurut ilmuwan, memang nyata. Sejarah pernah mencatat bahwa kutub
terakhir terbalik pada masa 780.000 tahun yang lalu, atau pada Zaman
Batu.
Tapi untuk sekarang ini, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, perubahan
medan magnet Bumi masih belum menimbulkan bahaya yang besar. ESA akan
terus memantau medan magnetik Bumi menggunakan trio satelit Swarm
miliknya. Satelit ini dilengkapi dengan magnetometer vektor yang mampu
merasakan medan magnet Bumi dari ketinggian orbit planet kita.
sumber: http://www.infoastronomy.org/2016/05/medan-magnetik-bumi-alami-perubahan.html
0 komentar:
Posting Komentar